Rabu, 13 Mei 2009

PERSPEKTIF SEKTOR PARIWISATA PROVINSI SUMATRA BARAT KEDEPAN DARI SEGI PEREKONOMIAN






Dengan telah berkomitmennya kepala daerah se-Provinsi Sumatra Barat yang intinya Gubernur Sumatra Barat meminta para bupati dan walikota se-Sumatra Barat untuk mengembangkan potensi wisata di daerah masing-masing sebagai andalan pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata untuk dimasa mendatang. Yang terlihat dalam realita adalah sebagian besar kepala daerah sangat mendukung/antusias atas ide-ide untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya sebagian besar menganggap tidak serius. Adapun daerah yang paling mengebu-ngebu untuk mengembangkan potensi wisata adalah Kota Sawahlunto dengan andalannya adalah wisata pemandian water boom, lapangan pacuan kuda berskala internasional, wisata kota tua, wisata tambang, museum, wisata kereta api dan sebagainya yang mana dalam menggaet calon pengunjungnya telah menggunakan stategi pemasaran berupa iklan, promosi, harga terjangkau dan potongan harga, produk yang ditawarkan, tempat yang didesain semenarik mungkin agar kepuasan pengunjung wisata mencapai tingkat yang puas sehingga bisa dalam jangka panjang berujung pada promosi dari pengunjung sendiri ke kenalan, keluarga dan teman mereka (mulut ke mulut) yang jangka panjangnya bisa meningkatkan citra suatu objek wisata.
Kota Sawahlunto bisa dijadikan contoh oleh daerah-daerah lainnya bagaimana untuk mengemas suatu objek wisata agar menarik minat pengunjung. Sedapat mungkin Jangan terjadi saling bersaing untuk merebut pengunjung dengan objek wisata yang sama seperti saat ini. Misalnya kota Padang Panjang meniru kota Sawahlunto dalam pemandiannya dengan mendirikan water boom di minang village. Sekarang di malibou anai (kawasan lapangan gold anai) Padang pariaman juga akan didirikan water boomnya. Daerah ini sangat berdekatan dengan water boom di padang panjang. Jika memang minat untuk untuk wisata water boom memang tinggi tidak apa apalah satu daerah meniru daerah lain untuk mengggaet pengunjungnya. Tetapi agar pengunjung dari luar Provinsi yang biasanya pengunjung terbesar adalah provinsi Riau supaya tidak bosan sebaiknya objek wisata daerah satu sama lain harus berbeda sehingga hai ini pilihan variasi objek wisata menjadi banyak dan menarik. Misalnya kota Padang dengan wisata pantainya dengan memoles wisata pantai dengan fasilitas/penunjang kawasan pantainya seperti penyewaan speedboat, banana boat,ski air,kereta api pantai, terjun paying ditarik speed boat, wisata mancing. Payakumbuh dengan Ngalau indahnya dan pemandian batang tabik, kabupaten 50 kota dengan wisata lembah harau bisa memoles dengan kereta gantung. Kota Bukittinggi dengan wisata belanja dan jam gadangnya Kabupaten agam dengan danau maninjau dan kota Solok dengan danau singkarak, danau diateh, danau dibawah dan sebagainya.
Sudah banyak pengunjung yang sangat tertarik dengan keindahan alam di Sumatra barat seperti banyaknya berseliweran mobil plat luar Sumatra barat seperti pengunjung dari Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu dan dari Sumatra utara. Dari komentar mereka keindahan Sumatra barat bisa mengalahkan wisata Bali tetapi sayangnya objek wisata yang di Sumatra Barat masih banyak belum dibenahi. Sebut saja ketika artis Jakarta Angelina Sondakh ketika menjadi duta untuk suatu iven di Payakumbuh mengatakan wisata Lembah Harau sangat indah sekali dari Bali katanya tetapi sangat minim dengan fasilitas pendukung. Misalnya diberi kareta gantung sepanjang lembah sehingga lebih menarik.
Ini semua tergantung kepada kepala daerah masing-masing apakah mereka mau membenahi wisata daerahnya atau tidak, tetapi alasan tidak ada dana anggaran sangat tidak dtolerir untuk tidak mau memperindah objek wisatanya. Bisa saja dengan mengundang investor untuk solusinya dengan sistem bagi hasil atau hak pengelolaan dalam jangka waktu tertentu setelah itu dikembalikan lagi kedaerah. Dari objek wisata yang dapat dibenahi dengan baik akan menimbulkan dampak multiplier efek kepada masyarakat misalnya dengan adanya peluang usaha kerajinan souvenir, bertumbuhnya usaha perhotelan, peluang kerja bagi tenaga kerja sebagai pelayan wisata, bagi pemerintah berupa pendapatan retribusi yang notabene akhirnya digunakan untuk pembangunan ekonomi agar taraf hidup masyarakat lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSKAN KOMENTAR ANDA